Religiusitas Menurun
,


Engkau selalu mendendangkan Al-qur'an, kitab sucimu. Engkau yang tak selalu malas bangkit dari tidur pulasmu demi mendekat kepada Rabbmu ditengah malam, disaat-saat orang-orang lalai dalam buaian mimpi. Engkau mendekat dalam sujud-sujudmu. Engkau pergi dalam keadaan suci hadast. Karena dalam saku baju selalu engkau letakkan al-furqon. Apalagi yang wajib, selalu engkau tunaikan dengan sesama umat mukmin untuk senantiasa meramaikan rumah Allah, masjid.

semua itu aku dengar melalui suara burung-burung yang memuji ketaatanmu pada sang khaliq. Aku terpana! Seorang yang berparas tampan, berpendidikan tinggi, anak orang berpunya. Namun tak terdapatkan sesuatu yang cacat padamu. Atau aku yang dungu, sehingga terlalu memujimu dan meletakkanmu sebagai seorang yang istimewa.

Aku tak menghujat sang pencipta. Aku hanya miris melihat dirimu yang mulai lalai. Lalai dalam berjamaah, lalai dalam menyenangi ayat-ayat-NYA, lalai dalam mengingat waktu sholat ( kecuali bila telah tampak olehmu pertanda waktu sholat hampir habis), dan lalai dalam hal ubudiyah.

Allah berfirman: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu!"

(Surah Az-Dzariyat:Ayat 56


Aku menyadari! Aku juga tidaklah lebih baik dari dirimu, Tapi siapa yang tidak bahagia jika orang yang ia istimewakan benar-benar seorang yang istimewa. Akupun demikian menginginkan hal itu. melihat orang yang kita panuti tidak berlalai-lalai.

Biarlah semua berjalan begitu saja. Hanya doa yang aku tujukan pada Allah, semoga DIA membuka dan melembutkan hatimu, kembali seperti dahulu.

Aku juga berharap semoga kedunguan-kedunguanku dengan segala emosi yang mengundang syetan untuk berpesta pora segera berakhir. Dan damai itu tetap yang terindah.

0 komentar: