GILA-NYA PENONTON
,

”Horeeeee….!”

“Heeaaa,whuuuu………..!”

“yeeeeeeee……!!”

Suara hiruk-pikuk penonton disertai dengan perasaan gembira yang meluap-luap, membuat suasana pertandingan bola volli malam ini benar-benar semarak. Apalagi lemparan-lemparan kertas, botol-botol minuman, kulit kacang dan sebagainnya. Ungkapan kekesalan, menambah panasnya suasana hati para pendukung masing-masing Tim.

Aku tertunduk, kudengarkan dengan seksama. Oh…hatiku sedang berbisik. Seolah ingin mengajakku berdiskusi tentang hal ini, dan aku meng-iyakannya.

“De, coba kau lihat tingkah laku orang-orang (penonton) ini!”

“ya. Aku tahu mereka sangat bahagia.”

“tapi, tak sedikit dari mereka yang hatiya dipenuhi oleh perasaan benci dan dendam.”

“hmmm…….” Aku tak mampu komentar, itu terlalu halus. Aku tak mampu menelusurinya, meski hal itu nyata terjadi dihadapanku.

“mereka rela berdesak-desakkan, membayar tiket, berteriak-teriak histeris untuk hal yang sia-sia seperti ini.”

Seolah-olah kata-kata terahir ini serasa menampar wajah dan perasaanku. Karma saat ini aku sendiri berada diantara kerumunan orang-orang yang menyaksikan pertandingan ini.

“tapii…kan, manusia itu membutuhkan hiburan menyegarkan otak mereka dari rutinitas. Lagian mereka hanya sekali-kali kok mengunjungi pertandingan-pertandingan sepeti ini, dan memang, dengan menonton pertandingan dapat membuat pikiran kita kembali segar.” Aku tak berusaha membela hobby sebagian orang yang suka dengan adanya pertandingan. Tapi hal ini nyata.

“Ooo, De, jadi kamu saat ini juga lagi menikmati keadaan ini. Coba renungkan! Kamu ga kan keberatan menempuh jarak beberapa meter hanya untuk ini, kamu rela berjam-jam duduk, bahkan sampai larut malam kamu baru kembali ke-ranjang tidurmu hanya untuk melihat para pemain memperlihatkan kebolehannya.”

Aku hanya terdiam. Hening.

“De, apa yang kau fikirkan? Sudah seharusnya hal ini kamu renungkan!”

“ya. Benar”

Aku merasa ia melepaskan napas panjang. Menghilangkan segala kegalauan hati.

“De. Yang pasti kamu harus menggunakan waktumu dengan sebaik-baiknya. Seperti yang telah disampaikan oleh rasul. Bahwa waktu yang diberikan untuk kita sebanyak 24 jam, dibagi menjadi tiga waktu;

  1. 8 jam untuk beribadah, luangkan waktu untuk Tuhanmu sebagai wujud rasa syukurmu
  2. 8 jam kedua untuk bekerja, adalah waktu untuk mencari duniamu sebagai jembatan menuju akhiratmu (penunjang ibadah)
  3. 8 jam ketiga untuk istirahat. Isilah dengan kegiatan-kegiatan yang tidak mengandung mudlorot/bahaya.

Ketika aku tersadar, orang-orang masih bersorak-sorai, bahkan ada yang melampaui batas. Membuka baju, melambai-lambaikannya, berjoget-joget, berteriak-teriak sesuka hatinya. Dalam moment seperti ini orang bebas berekspresi.

Hatiku berkata “pasti orang-orang itu sedang lupa akan diri mereka yang sebenarnya. mereka benar-benar gila”

Aku hanya tersenyum. Dan senyumku sangat manis. DD