Berawal dari googling di internet, sibuk mencari jadwal imunisasi dasar bagi bayiku. Setelah loading selesai, di layar monitorku sudah menampilkan berbagai menu pilihan terkait dengan imunisasi. Selesai mengklik menu jadwal imunisasi, aku lihat menu-menu lain yang terkait dengannya (imunisasi).
Bahaya imunisasi. Begitulah judul tulisan dengan ukuran yang diperbesar. Alih-alih baca jadwal imunisasi, aku malah asyik membaca bahaya imunisasi ini.
Aku bukanlah orang yang ahli dalam kesehatan, bukan juga orang yang pintar. Tapi membaca artikel tentang bahaya imunisasi, cukup membuat aku penasaran dan terus berselancar mencari informasi yang berkaitan dengannya. Bukan apa-apa. Masalah imunisasi ini menurutku adalah masalah yang besar terkait dengan kesehatan dan masa depan anakku. Karena jika anakku mendapatkan imunisasi, yang pasti ia akan demam, belum lagi jika nantinya ada kesalahan saat memasukkan vaksin (aku tidak bermaksud menentang program pemerintah lho...), belum lagi dari berbagai artikel yang kubaca, bahan vaksin 90% nya adalah barang yang haram (meski MUI telah memfatwakan halal). Sedang jika anakku tidak aku berikan lima imunisasi dasar sebagaimana program pemerintah, aku khawatir jika nantinya anakku diberi (NYA) penyakit tertentu, maka rasa berdosa akan memenuhi seluruh ruang hatiku.
Mulai saat itu setiap aku meng hadap layar komputer, maka persoalan imunisasi inilah yang aku jelajah. Akhirnya aku malah menjadi bingung antara kelebihan dan bahaya imunisasi (vaksinasi). Belum lagi soal keharaman bahan yang yang digunakan.
Akhirnya setelah dua bulan diriku dalam kebingungan, antara ia dan tidak akan vaksinasi ini, aku berani mengambil tindakan tegas; bahwa aku tidak akan memasukkan barang haram kedalam tubuh anakku. Termasuk vaksinasi ini. Sebuah keputusan yang terlalu berani ditengah Masyarakat yang lagi disibukkan oleh imunisasi (vaksinasi) untuk membuat anak lebih sehat dan tumbuh dengan baik.
Pernah suatu kali aku pergi ke PUSKESMAS kota dengan tujuan imunisasi (bukan vaksinasi). Namun aku malah kena ceramah besar-besaran oleh para medis yang berjumlah belasan orang. berbagai kalimat meluncur menyudutkan aku. Dan mengatakan bahwa aku adalah ibu yang bodoh yang tidak menyayangi anak. Naudzubillah min dzalik..... Insya allah aku sangat mencintainya dengan segala rasa.
Memang sepertinya dunia telah penuh dengan virus-virus, entah itu virus yang diciptakan atau datang dengan sendirinya. Adalah sama-sama penyakit. Namun aku percaya bahwa Allah menciptakan manusia sangat sempurna tanpa lupa menyertakan imun pada tubuh manusia. Allah yang menurunkan penyakit dan allah jua-lah yang menurunkan obatnya.
Lagi-lagi tentang imunisasi. Jika ada pepatah yang mengatakan; banyak jalan menuju Roma, maka akupun mengibaratkan banyak jalan menuju sehat.
Memang aku adalah orang yang buta ilmu kedokteran, namun tidaklah ada maksud bahwa tulisan ini mengabaikan ilmu tersebut. Sama sekali tidak. Cuma sekali lagi aku tegaskan "banyak jalan menuju Roma". Dan semoga anakku dan anak-anak muslim tumbuh sehat dan cerdas dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang toyyib.